Ibu Diana, Kampung Parit I / II Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau, perempuan yang lahir di Kampung Dalam Kec. Sungai Apit Kab. Siak 34 tahun yang lalu. Perempuan ibu rumah tangga yang baik dengan memiliki dua anak laki-laki dan suami yang selalu mendukung segala kegiatannya. Diana merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara, dia juga tidak berbeda dengan perempuan lain yang memiliki aktifitas di dapur, sumur dan tanah. Namun ia juga aktif di pemerintahan yaitu diperpustakaan kampung Parit I II sebagai sekretaris, kantor BUMKAMPUNG (Badan Usaha Milik Kampung) sebagai staff yang melakukan pekerjaan untuk mengantar surat-surat permintaan, membantu membuat proposal bagi yang mengajukan pinjaman.
Selain itu Diana juga aktif diberbagai kegiatan di Kampung Parit I II serta dusun dilingkungannya, seperti kader posyandu (kesehatan terpadu) yang merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Arisan kurban sebagai ketua, wirid yasin sebagai ketua, serta guru ngaji di dusunnya.
Selain aktifitas dia di pemerintahan desa, dusun dan rumah tangga ia kemudian terlibat bersama lembaga RWWG (Riau Women Working Group) dengan mengajak dan membentuk gerakan kelompok perempuan. Kelompok perempuan Peduli Ekosistem Gambut, ia pula yang di percaya sebagai ketua. Meskipun ia memiliki banyak aktifitas namun itu tidak memberikan batasan ruang gerak untuk aktif karena ia merupakan perempuan yang bisa dan mampu membagi waktu dengan segala aktifitasnya.
Terlihat dari setahun kegiatan Diana terlibat bersama gerakan kelompok Perempuan Peduli Ekosistem Gambut, ia belajar dan berproses bersama 20 orang perempuan lainnya. Ia mulai memahami bahwa sebab akibat dari asap yang dirasakan tahun 2015 dan itu berasal dari kebakaran lahan gambut. Meski luas gambut di Kampung Parit I II tidak begitu luas, namun Bu Diana juga mulai mengetahui bahwa gambut itu bisa di oleh menjadi lahan pertanian seperti contoh tanam bawang merah.
Sebagai perempuan dan penggerak itu tidak mudah di kampung Parit I II. Sejak awal Diana mengelola kelompok dengan meminta lahan masyarakat (Milik Desa) yang berada di kawasan gambut ini yang akan dikelola kelompok itu misalnya. Harus meminta izin dari kepala desa dan juga kepada masyarakat yang sudah menanam disekitarnya. Karena ketakutan si penanam adalah ketika kelompok melakukan kegiatan lahan tanam dia akan berkurang.
Butuh waktu yang lama untuk meyakinkan beberapa aparat desa untuk kelompok perempuan melakukan kegiatan di lokasi. Diana menghubungi ketua BAPEKAM (Badan Pemusyawaratan Kampung), Pak kepala dusun serta tokoh masyarakat, meminta dukungan untuk kelompok perempuan melakukan kegiatan dilahan kebun. Selain itu baik Diana dan anggota kelompok mendapatkan suara sumbang dari luar bahwa apa yang mereka lakukan itu percuma. Mengatakan bahwa menanam bawang merah dilahan gambut itu tidak akan berhasil. Terlepas dari itu Diana tidak patah semangat karena ia mendapat suntikan semangat dan dukungan dari suami dan juga anggota kelompok perempuan.
Diana dan anggota kelompok perempuan melakukan pekerjaan sendiri setiap sore, itu setelah mereka melakukan tugas mereka di rumah. Setiap sore mereka datang ke kebun kelompok, selain mereka bekerja di sana mereka juga saling memberi dan mendapatkan informasi apa saja yang terjadi dikampung mereka. Mereka juga sebelumnya sudah meyakinkan suaminya untuk ikut kegiatan ini. Bahkan ada beberapa kali sebagian suami juga ikut membantu pada saat pertama pengolahan lahan. Itu membuktikan bahwa perempuan mampu meyakinkan dan melibatkan suami dalam memberikan dukungan.
Diana bersama beberapa pengurus kelompok perempuan Peduli Ekosistem Gambut juga berupaya untuk kelanjutan kegiatan mereka. Yaitu dengan meminta bantuan serta dukungan kepada pihak pemerintah desa, meski tidak sepenuhnya. Sebagian aparat desa secara personal juga turut membantu, baik itu secara materil atau dukungan moril kepada perempuan itu sudah kemajuan bagi kelompok.
Dari cerita diatas, membuktikan bahwa ada banyak perempuan ibu rumah tangga yang mampu dan bisa melakukan berbagai kegiatan. Tentu saja dari perempuan yang mendapatkan dukungan penuh dari suami, itu tidak mudah butuh pembuktian yang akan menunjukkan hasil. Selain itu perempuan seperti Diana juga mampu mematahkan omongan negatif bahwa apa yang mereka lakukan itu baik dan tidak sia-sia. Semua tergantung niat dan proses, dan dukungan alam. Berhasil atau tidak itu jangan dilihat dari hasil, tapi proses dan berjuang itu butuh waktu, tidak sebentar.
Cara Diana meyakinkan tokoh masyarakat, pemerintah desa baik dari RT hingga kepala Dusun, serta BAPEKAM itu membuktikan bahwa perempuan mampu bergerak dan beraktifitas.
Comments